Tuesday, December 7, 2010

Paradoks Ganti Baju & Sebotol Shampoo

Hari ini, aku libur ngantor. aku sengaja menghabiskan soreku bersama teman2 dengan menyusuri Rindu Alam, sebuah sungai wisata orang kecilan di pinggiran Tapanuli... aku katakan sebagai tempat wisata orang kecilan karena aku lihat pengunjungnya rata2 masyarakat menengah ke bawah, makanan yang dijajakan pun makanan sederhana khas jajan kampung.

Ini adalah kali pertamaku datang ke Rindu Alam. Maklum, aku baru beberapa bulan bertugas di Kota ini. Rindu Alam sore ini begitu ramai dikunjungi orang. Sebagaimana teman2 yang lain, aku demikian menikmati pesona sungai ini. kejernihan airnya sungguh begitu menggoda... Sungai ini memang cukup dangkal, pada hari2 biasa bagian terdalam hanya sebatas dada orang dewasa, aliran airnya pun tidak terlalu deras sehingga aman buat siapa saja. Beberapa temanku langsung saja merangsek kedalamnya tanpa bisa menahan diri. Aku nyaris melakukan hal yang sama andaikan aku tak mendapati beberapa suguhan paradoks kehidupan yang membuatku sedikit mengernyitkan dahi…



Suguhan Pertama;
Belum genap satu menit kami tiba, seorang wanita setengah baya mengentaskan dirinya dari buaian air sungai. Sudah barang tentu, pakaian yang dikenakannya basah kuyup. Aku maklum, sebagai wisata alam orang kecilan, wajar jika tak tersedia fasilitas ruang ganti, dsb. Satu hal yang membuatku heran, Wanita tadi dengan cueknya berganti pakaian di keramaian, dimana puluhan pasang mata lelaki dewasa dengan bebas bisa menatapnya. dengan hanya selembar handuk kecil menutupi diri, dia berganti tak hanya pakaian luar, tapi juga pakaian dalam… sebenarnya aku malu, tapi hati setan remajaku mengajakku terus mengamatinya.

Mungkin bagi orang lain, ini hal yang wajar karena memang di tempat pemandian. Tapi bagiku, ini sangatlah tidak lazim. Sepanjang hidupku, baru kali ini kulihat hal seperti itu. Mungkin aku saja yang telalu lama tinggal di gua, atau memang orang jaman sekarang sudah kehilangan urat malu? Benarkah budaya orang kampung yang selama ini kuanggap masih sopan sudah berubah demikian?

Suguhan kedua;
Ketika pertunjukan pertama selesai, aku berjalan mendekat ke aliran air… dan dimulailah pertunjukan kedua. Sekarang giliran seorang nenek berpakaian lusuh yang menjadi objek pandang mataku. Wanita lanjut usia itu, sebagaimana pengunjung yang lain, asyik bermandikan air sungai. Kulihat nenek tersebut datang bersama beberapa orang yang kupikir mereka satu keluarga. Dengan membawa sebotol shampoo, si nenek berjalan ke tengah air sungai. Aksi berikutnya, si nenek menuangkan shampoo ke telapak tangannya. Lalu, dengan senyum mengembang penuh kebanggaan, diusapkannya shampoo tadi ke wajahnya alih-alih mengeramasi rambutnya. Busa putih merata di wajahnya, dan masih tetap dengan senyuman bahagia dia membilasnya. Detik-detik berikutnya, raut bahagia semakin terpancar di wajahnya. Dari sunggingannya, ku tahu Si nenek benar2 menikmati, hatinya seakan begitu damai, tanpa masalah sekecil apapun dibenaknya…

dalam hati aku berkata, “Subhanallah!!, betapa selama ini aku terlalu kufur nikmat”. Begitu mudahnya nenek itu merasa bahagia, hanya dengan nikmat air sungai dan sebotol shampoo yang dia tak tahu manfaat sebenarnya. Sedang aku, pendapatanku sangat berlebih jika hanya untuk sebotol shampoo biasa, tapi tidak untuk sebotol shampoo kebahagiaan. Aku selalu mengeluh, hingga aku lupa akan limpahan nikmat yang telah Allah berikan padaku…

akhirnya, aku tak jadi bergabung mandi dengan teman2ku. Cukup sudah suguhan tadi bagiku. Detik berikutnya aku larut dalam lamunanku sendiri. Hari ini, aku merasa malu… malu pada diriku sendiri…
makasih nenek, kau menegur hatiku…
dari apa yg kau lakukan, kau seakan mengatakan padaku,,...

“Nak, Kebahagiaan itu Relatif...”



ya! memang relatif, nek... apa yang membuat aku bahagia, belum tentu membuat orang lain bahagia. Alangkah indahnya, bila standar kebahagiaan kita adalah sesuatu yang sederhana dan begitu mudah kita dapat…

mulai hari ini, Semoga aku tak termasuk orang-orang yg muluk2 menstandarkan arti bahagia. Amin..

2 comments:

Abdullah said...

ya gus, kebahagiaan memang relatif, penulis baru berkunjung :D :D :D

SecretLover said...

itu cuma untuk awal aja,, biar ada isinya.. :)
selamat berkarya...

Post a Comment